6. Jangan Putus Asa Kepada Allah SWT - Baitussalam Media
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ:

PILIH BAHASA

Home » , » 6. Jangan Putus Asa Kepada Allah SWT

6. Jangan Putus Asa Kepada Allah SWT

Written By Unknown on Kamis, 25 Desember 2014 | 18.31


“Tertundanya pemberian setelah do’a itu dipanjatkan dengan berulang-ulang, hal itu jangan menimbulkan putus asamu kepada Allah SWT. Sebab, Allah SWT telah menjamin diterimanya doa, akan tetapi mengikuti pilihan Allah SWT untukmu, bukan mengikuti pilihanmu untuk dirimu dan didalam waktu yang dikehendaki Allah SWT bukan didalam waktu yang engkau kehendaki.”

Berdoa adalah salah satu kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya. Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa-doa tersebut sebagaimana firman-Nya:
Artinya:

“berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan  bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina” (QS; Al-Mukmin: 60)

Ketika seorang hamba berdoa kepada Allah SWT, lebih-lebih apabila doa itu dilaksanakan dengan istiqamah (terus menerus), maka pastilah doa itu akan dikabulkan. Sebab, Allah SWT telah berjanji, bahwa sedikitpun Allah SWT tidak akan mengingkari janji-janji-Nya.

Namun demikian, doa-doa yang dipanjatkan itu haruslah memenuhi persyaratan agar doa dikabulkan. Rasulullah SAW telah menegaskan dalam sabdanya: “Setiap doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba kepada Allah SWT, asal tidak tercampur dengan dosa dan memutuskan tali silaturrahmi, doa itu akan dikabulkan dalam tiga pilihan” 

1. Diturunkan seketika didunia dalam bentuk pemberian sesuai dengan permintaan.
2. Dijadikan simpanan diakhirat sebagai kafarat dari dosa-dosanya.
3. Digantikan sebagai ganti musibah yang tidak jadi diturunkan demi keselamatannya.” (atau yang searti dengannya)

Oleh karena itu, setelah doa-doa tersebut dipanjatkan, hendaknya seorang hamba yakin bahwa doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT, walau ijabah itu dalam tiga pilihan yang masih dirahasiakan tersebut. Hanya Allah SWT yang memilih, menghendaki, dan mengetahuinya. Allah SWT berfirman:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS: Al-Baqarah: 186)

As-Syekh Athaillah r.a meneruskan:
“Jangan sekali-kali meragukan janji Allah SWT karena belum terpenuhinya janji itu walau batas pelaksanaannya telah sangat dekat, supaya yang demikian itu tidak menjadikan redupnya sinar mata hatimu dan memadamkan cahaya rahasia batinmu.”

Allah SWT yang lebih mengetahui akan keadaan hamba-hamba-Nya, baik urusan dunia, agama maupun urusan akhirat. Lebih-lebih urusan rezeki-rezeki, karena dengan urusan rezeki itu manusia menjadi selamat atau tidak. Allah SWT tidak mengingkari janji-Nya bahwa setiap hamba-Nya yang berdoa dengan benar pasti akan dikabulkan-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT:

Artinya:
“Allah SWT tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS:Ar-Ruum: 6)

Namun demikian, bagi hamba-hamba yang beriman berkat kasih saayang-Nya yang mendalam kepada mereka, apa saja yang diberikan kepadanya pastilah sesuatu yang menjadikan mereka lebih baik. Dalam hal ini Allah SWT adalah yang lebih mengetahuinya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

Artinya:
“Dan jikalau Allah SWT melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas dimuka bumi, tetapi Allah SWT menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS: Asy-syuura: 27)

Oleh karena itu, jika ada janji Allah SWT yang seolah-olah belum terpenuhi, padahal menurut pengetahuan dan perasaan seorang hamba yang sedang terdesak, seharusnya saat terpenuhinya janji itu telah sangat mendesak, bahkan tidak ada waktu lagi untuk tertunda, maka janganlah hal itu menjadikan hati seorang hamba ragu-ragu kepada Allah SWT.

SIKAP MENERIMA KENYATAAN

Bagaimanapun keadaan yang akan dan sedang terjadi, hati seorang hamba yang beriman hendaknya tetap yakin dan siap menghadapi, bahwa apa saja yang dikehendaki Allah SWT pastilah yang terbaik untuk dirinya. Yang demikian itu supaya mata hati dan cahaya rahasia mata batin tidak redup dan padam. Sebab ujian-ujian hidup itu telah cukup menurut pandangan Allah SWT, dan ketika seorang hamba telah melewatinya dengan nilai yang baik, maka problematika kehidupan dan konflik-konflik horizontal yang telah berlalu sesungguhnya merupakan proses masuknya ilmu pengetahuan dalam hati yang tinggi nilainya. Itulah ilmu rasa, ilmu pengetahuan yang dapat mematangkan jiwa manusia. Ilmu pengetahuan yang mampu menebalkan keyakinan, membakar lapisan kabut hati sehingga menjadikan mata hati seorang hamba menjadi cemerlang dengan nur makrifat kepada Allah SWT. 

Hanya dengan cara seperti itulah Allah SWT telah menjalankan kehidupan para hamba pilihan-Nya, dan bahkan para nabi dan rasul-Nya. Mereka dijalankan dengan realitas kehidupan yang sesungguhnya, menghadapi kesulitan dan tantangan serta goncangan hidup yang berat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman kepadanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah SWT?.” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah SWT itu amat dekat. (QS: Al-Baqarah: 214)

Ketika keadaan benar benar terdesak baru pertolongan –Nya diturunkan, karena sungguh sedikitpun Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.



==================
Dikutip dari: Syarah Hikam, Ibnu Athoillh
Oleh: Muhammad Luthfi Ghozali
Diposkan oleh: Musyahadi Al-Hasyim
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BAITUSSALAM MEDIA

BAITUSSALAM MEDIA

Arsip Blog

 
Support : TK/TPA Baitussalam | Remaja Masjid Baitussalam | Yayasan Baitussalam
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. Baitussalam Media - All Rights Reserved
Template Design by Bani Hasyim Published by Baitussalam Media