DISEBABKAN OLEH IMAN

Keyakinan (iman) bisa memindahkan gunung, demikian Sayyidina Isa a.s. berkata. ini perkataan lebay, bukan? ya, jika engkau hanya melihat pada teksnya. tetapi mungkin kita lupa, iman tak ada parameternya sebab iman bertingkattingkat. iman kanjeng Nabi tentu berbeda dengan iman kita. jika imanmu sama persis dan sebangun dengan iman kanjeng Nabi Muhammad, insya Allah engkau bisa membelah bulan. atau jika iman sudah ditempa dengan keras sedemikian rupa hingga menyamai kanjeng nabi Musa, engkau akan mampu membelah lautan. atau, jika imanmu ditempa dengan kesabaran tanpa batas, hingga kesabaranmu menyamai kanjeng nabi Ayyub, penyakitmu akan punah dengan seketika. atau jika imanmu sampai pada ketabahan kanjeng nabi Yusuf, jubahmu akan menyembuhkan orang buta. atau jika imanmu menyamai kemurnian nabi Isa, engkau akan mampu menghidupkan orang mati. jadi, jika engkau percaya "wa huwa ala kulli syai'in qadir," mengapa sesudah engkau berdoa kepada yang Berkuasa Atas Segala sesuatu, tetapi engkau tetap tidak bisa mengubah batu menjadi emas? lantas sampai di mana tingkat imanmu? 

iman, pada titik tertentu, akan menerbitkan cinta. dan jika cinta sudah melekat, bukankah tai kucing rasa coklat? syekh bushiri lumpuh. tetapi ia percaya kanjeng Nabi tak pernah wafat -- sebab beliau adalah rahmat al-alamin. jika kanjeng Nabi dianggap wafat dan tak ada lagi hubungannya dengan dunia, bukankah satu-satunya representasi rahmat al-alamin akan hilang? syekh Bushiri tahu, kanjeng Nabi tak pernah wafat, tak pernah usai memancarkan rahmat ke semesta, tak pernah berhenti memberi syafaat hingga akhir zaman, sebab nabi adalah Logos, atau raison d'etre, atau landasan azali dari penciptaan dunia. iman sykeh bushiri tak tergoyahan hingga cintanya begitu membara, meski ia belum pernah berjumpa dengan kanjeng nabi yang sudah meninggal ratusan tahun yang lalu. maka syekh bushiri menyusun syairsyair yang memujimuji kanjeng Nabi, dengan selingan shalawatshalawat yang indah. maka kanjeng nabi berkenan mendatanginya lewat mimpi, mengusap kaki syekh bushiri dan sembuhlah kelumpuhannya.

jika iman sudah melekat,dalil akan menempati kedudukan sekunder. demikian yang dialami seorang kawan. ia memaksakan diri untuk beriman, sebab ia tahu imannya belum cukup untuk memindahkan gunung atau mengubah batu menjadi emas. ia berusaha berprasangka baik. setiap saat ia terus menjaga prasangka baiknya pada kanjeng nabi, kepada guru-guru dan wali-wali, hingga pelanpelan hatinya menjadi tunduk, meski ia tak tahu sampai mana ketundukannya. tetapi ia mulai yakin kanjeng nabi dan para guru-mursyid selalu mengawasi dan membantunya. maka pada suatu hari, ia terkena sakit gigi akut. kawanku adalah orang yang paling takut dengan dokter gigi. dengan berbekal iman ala kadarnya dan prasangka baik yang dijaganya dengan susah payah, ia memohon kesembuhan, melalui kanjeng Nabi, dengan membaca shalawat thibbil qulub -- dan persetan dengan kata orang yang menyebut itu bid'ah. ia tak mau menghabiskan sisa umurnya dgn perdebatan. maka, setiap malam, ia membaca itu shalawat beberapa ratus kali tanpa putus, sambil menahan sakit giginya yang kadang membuatnya hampir pingsan. pada hari ke-40, tibatiba sakitnya hilang. kawanku menguji diri: ia makan semua hal yang menyebabkan gigi sakit akan kumat dengan dahsyat: makan coklat, es krim, kue tart, bahkan permen dan gula. aman ternyata. dan ia bisa makan dengan enak, tidur dengan nyenyak. sejak giginya sembuh setahun lalu, hingga kini ia belum merasakaan kumatnya sakit si gigi..

-----------------
Dari Sumber: http://musahadialhasyim.blogspot.com/2015/03/disebabkan-oleh-iman.html